psikologi kapital
Menurut Luthans (2007:3)
Psychological Capital adalah kondisi perkembangan positif seseorang dan
dikarakteristikan oleh: (1) memiliki kepercayaan diri ( self efficay ) untuk
menghadapi tugas-tugas yang menantang dan memberikan usaha yang cukup untuk
sukses dalam tugas- tugas tersebut; (2) membuat atribusi yang positif (
optimism ) tentang kesuksesan di masa kini dan masa depan; (3) tidak mudah
menyerah dalam mencapai tujuan dan bila perlu mengalihkan jalan untuk mencapai
tujuan ( hope ); dan (4) ketika dihadapkan pada permasalahan dan halangan dapat
bertahan dan kembali ( resiliency ), bahkan lebih, untuk mencapai
kesuksesan.
GRIT
Kemampuan individu untuk menggali lebih dalam dan melakukan apapun yang diperlukan - bahkan
berkorban, berjuang, dan menderita - untuk mencapai tujuan yang
paling layak dengan cara terbaik.
AQ
AQ adalah metode yang paling kuat secara ilmiah dan digunakan secara luas di dunia untuk mengukur dan memperkuat ketahanan manusia.
AQ adalah metode yang paling kuat secara ilmiah dan digunakan secara luas di dunia untuk mengukur dan memperkuat ketahanan manusia.
menurut
saya perbedaan psycap dengan AQ ialah psycap berfokus pada motivasi
individu yang positif supaya bisa percaya diri, optimis, penuh dengan
harapan dan daya tahan. sedangkan AQ berfokus pada metode untuk mengukur
salah satu karakteristik individu yang positif yaitu
resiliency(ketahanan).
Menurut Anonim (2010), motivasi
dibedakan atas 3 macam berdasarkan sifatnya:
1.Motivasi takut atau fear
motivation, yaitu individu melakukan suatu perbuatan dikarenakan adanya rasa
takut. Dalam hal ini seseorang melakukan sesuatu perbuatan dikarenakan adanya
rasa takut, misalnya takut karena ancaman dari luar, takut Aku mendapatkan
hukuman dan sebagainya.
2. Motivasi insentif atau
incentive motivation, yaitu individu melakukan sesuatu perbuatan untuk
mendapatkan sesuatu insentif, bentuk insentif bermacam-macam seperti
mendapatkan honorarium, bonus, hadiah, penghargaan dan lain-lain
3. Motivasi sikap atau attitude
motivation/self motivation sikap merupakan suatu motivasi karena menunjukkan
ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap suatu objek, motivasi
ini lebih bersifat intrinsic, muncul dari dalam individu, berbeda dengan kedua
motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrintik yang datang dari luar diri individu.
menurut saya psikologi
kapital
masuk kedalam self motivation karena perkembangan individu yang positif
memiliki karakteristik optimis, percaya diri, harapan dan daya tahan.
yang itu
semua terkait dengan motivasi yang bersifat intrinsic yang muncul dari
dalam individu.
sumber :
https://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/27/macam-macam-motivasi/
https://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/27/macam-macam-motivasi/
http://www.peaklearning.com/grit.php
http://www.peaklearning.com/about_aq.php
Komitmen karyawan di
organisasi
Menurut Robbins (2001) komitmen
organisasi merupakan salah satu sikap kerja yang merefleksikan perasaan dari
setiap individu (suka atau tidak suka) terhadap organisasi di tempatnya
bekerja. Menurut Allen dan Meyer dalam Luthans, (2011) mengklasifikasikan
komitmen organisasi ke dalam 3 dimensi, yaitu :
1. Affective
commitment adalah keterikatan emosional karyawan, identifikasi, dan
keterlibatan dalam organisasi.
2. Continuance
commitment adalah komitmen yang berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan
keluarnya karyawan dari organisasi.
3. Normative
commitment adalah perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena
memang harus begitu, tindakan tersebut memang hal yang harus dilakukan.
Keterlibatan karyawan di
tempat kerja
Caterpillar mendefinisikan Keterlibatan adalah sejauh mana komitmen
karyawan, usaha kerja, dan keinginan untuk tinggal dalam sebuah organisasi. Menurut
Luthans 2006, tiga dimensi yang meningkatkan kemungkinan keterlibatan individu dalam
pekerjaan, sebagai berikut :
1.
Perasaan berarti secara psikologis adalah perasaan diterima melalui energi
fisik, kognitif, dan emosional. Perasaan berarti adalah merasakan pengalaman
bahwa tugas yang sedang dikerjakan adalah berharga, berguna dan bernilai.
2. Rasa
aman secara psikologis muncul ketika individu mampu menunjukan atau bekerja
tanpa rasa takut atau memiliki konsekuensi negatif terhadap citra diri, status,
dan atau karier. Perasaan aman dan percaya dibangun dengan situasi yang telah
diperkirakan, konsisten jelas tanpa ancaman.
3.
Perasaan ketersediaan secara psikologis berarti individu merasa bahwa
sumber-sumber yang memberikan kecukupan fisik personal, emosional, dan
kongnitif tersedia pada saat-saat yang dibutuhkan.
menurut saya karyawan harus
memiliki komitmen terlebih dahulu terhadap organisasinya, bagaimana karyawan
bisa merasakan engaged apabila tidak memiliki komitmen. setelah komitmen
terbentuk barulah karyawan bisa memiliki sikap engaged pada pekerjaannya itu.
Misalnya komitmen karyawan di suatu organisasi ialah komitmen afektif artinya
ia bertahan karena telah memiliki hubungan atau keterikatan emsional dengan
organisasinya oleh karena itu karyawan dengan komitmen seperti ini akan lebih
engaged pada pekerjaannya karena dengan komitmen ini ia memiliki perasaan
diterima melalui energi fisik, kognitif, dan emosional selain itu merasakan
pengalaman bahwa tugas yang sedang dikerjakan adalah berharga, berguna dan
bernilai. sehingga sikap engagement karyawan terhadap pekerjaanya tergantung
dengan komitmen diorganisasi. Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan mereka dan
berkomitmen terhadap organisasi dapat memberi perusahaan keunggulan kompetitif
termasuk produktivitas yang lebih tinggi.
Sumber :
Robert
J. Vance, Ph.D. Employee Engagement and Commitment A guide to understanding,
measuring and increasing engagement in your organization.
Engla
Dika Putri (2017). Pengaruh Komitmen organisasi dan keterlibatan kerja
terhadap kinerja karayawan. JOM FISIP. Vol. 4 No. 2
Organizational
citizenship behavior
OCB adalah minat dalam perilaku
kerja yang bersifat pilihan inisiatif individual, tidak secara langsung atau
diakui secara eksplisit oleh system penghargaan formal organisasi, tetapi
secara agregat meningkatkan efektivitas organisasi (organ, 1998). OCB adalah
perilaku yang melampaui persyaratan tugas inti dari pekerjaan (tugas yang
tercantum dalam deskripsi pekerjaan) dan biasanya perilaku tersebut memiliki
manfaat bagi organisasi. Dimensi OCB menurut Podsakoff et al. (1990) adalah sebagai
berikut:
a. Altruism
Perilaku karyawan dalam menolong
rekan kerjanya yang mengalami kesulitan dalam situasi yang sedang dihadapi baik
mengenai tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi orang lain. Dimensi ini
mengarah kepada memberi pertolongan yang bukan merupakan kewajiban yang
ditanggungnya.
b. Conscientiousness
Perilaku yang ditunjukkan dengan
berusaha melebihi yang diharapkan perusahaan. Perilaku sukarela yang bukan
merupakan kewajiban atau tugas karyawan. Dimensi ini menjangkau jauh diatas dan
jauh ke depan dari panggilan tugas.
c. Sportmanship
Perilaku yang memberikan
toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan
keberatan-keberatan. Seseorang yang mempunyai tingkatan yang tinggi dalam sportmanship
akan meningkatkan iklim yang positif diantara karyawan, karyawan akan lebih
sopan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga akan menciptakan lingkungan
kerja yang lebih menyenangkan.
d. Courtessy
Menjaga hubungan baik dengan
rekan kerjanya agar terhindar dari masalah-masalah interpersonal. Seseorang
yang memiliki dimensi ini adalah orang yang menghargai dan memperhatikan orang
lain, yaitu membantu teman kerja, mencegah timbulnya masalah sehubungan dengan
pekerjannya dengan cara memberi konsultasi dan informasi serta menghargai
kebutuhan mereka.
e. Civic Virtue
Perilaku yang mengindikasikan
tanggung jawab pada kehidupan organisasi (mengikuti perubahan dalam organisasi,
mengambil inisiatif untuk merekomendasikan bagaimana operasi atau
prosedur-prosedur organisasi dapat diperbaiki, dan melindungi sumber-sumber
yang dimiliki oleh organisasi). Dimensi ini mengarah pada tanggung jawab yang
diberikan organisasi kepada seorang untuk meningkatkan kualitas bidang
pekerjaan yang ditekuni.
Employee engagement
Robinson dkk. (2004) mendefinisikan keterlibatan
karyawan sebagai "sikap positif yang dimiliki oleh karyawan terhadap organisasi
dan nilainya. Karyawan yang terlibat menyadari konteks bisnis, dan bekerja sama
dengan rekan kerja dalam meningkatkan kinerja pekerjaan untuk keuntungan organisasi ”.
Kelompok peneliti Gallup (dalam Fobringer 2002) mengemukakan 4 dimensi dari
employee engagement, yaitu:
1.What do I get?
Pada tahap ini, kebutuhan
karyawan adalah hal yang paling dasar. Karyawan ingin mengetahui apa yang menjadi
harapanya, berapa jumlah yang akan di dapatkan, dan fasilitas apa yang akan
diperoleh.
2.What do I give?
Setelah berjalan beberapa waktu,
tahap selanjutnya adalah karyawan akan mulai melihat hal secara berbeda dan
menyanyakan pertanyaan yang berbeda dari tahap pertama. Pada tahap ini karyawan
ingin mengetahui bagaimana cara melakukan tugasnya, apakah orang lain berpikir
postif tentang dirinya, dan apakah karyawan lain bersedia membantu.
3.Do I belong?
Setelah karyawan tersebut merasa
nyaman bekerja, ia akan menilai aspek yang lebih luas dari pekerjaannya. Ia
menilai bagaimana pendapatnya didengarkan di tempat kerja. Apakah ia merasa
selaras dengan misi perusahaan? Apakah ia merasa mempunyai semangat yang sama
dalam bekerja? Sehingga ia akan memutuskan apakah ia harus merasa memiliki
tempat kerjanya tersebut.
4.How can we grow?
Setelah merasa memiliki,
karyawan tersebut akan memandang ke depan, memandang prospek organisasi di masa
yang akan datang. Apabila karyawan merasa jelas bahwa organisasi akan terus
bergerak maju, maka ia akan mengikat diri pada perusahaan tempatnya bekerja.
perbedaan antara OCB dengan
employee engagement adalah OCB merupakan suatu pilihan yang diambil dan
dilakukan oleh karyawan, perilaku tersebut merupakan hal di luar deskripsi
jabatan yang diwajibkan atas dirinya serta memiliki dampak yang positif
terhadap organisasi sedangkan employee engagement adalah pilihan bagi karyawan
untuk memilih secara aktif terlibat atau tidak terlibat. Organisasi tidak bisa
memaksa karyawan untuk secara aktif terlibat, tetapi keterlibatan karyawan dapat
ditingkatkan oleh organisasi.
Sumber :
Vincentia Claudia Kiransa Putri,
FISIP UI, 2013. Pengaruh employee engagement terhadap organizational
citizenship behavior pada karyawan kantor pusat pt sepatu bata, tbk.
Employee Engagement: The Key to
Improving Performance. International Journal of Business and Management Vol. 5,
No. 12; December 2010
Komentar
Posting Komentar